HISTORIA VITA MAGISTRA - 1

Jumat, 25 Januari 2008    1 komentar:

Sejarah adalah guru yang paling baik. Sebab ia merupakan rangkaian mata rantai hidup dan kehidupan. Siklus pengalaman dari aneka peristiwa yang kemudian dapat kita jadikan sebagai guru yang baik, sejarah dapat menunjukkan segala kegagalan dan keberhasilan kita di masa lalu. Dengan berpijak kepada pengalaman sejarah, akhirnya diharapkan kita mampu dengan tepat mengantisipasi setiap kajian dan perubahan yang bakal terjadi di masa kini dan akan datang.

Sejarah telah membuat hidup kita semakin arif dan bermakna. Sejarah telah mengantarkan kita hingga menjadi sosok seperti sekarang ini. Selain termaktub di atas, sejarah juga berfungsi sebagai alat pemersatu. Semakin kokohnya tali persaudaraan sebuah warga atau bangsa, sering dilandasi oleh latar belakang kesamaan sejarah. Jalinan cinta semakin lengket lantaran merasa senasib sepenanggungan. Pengalaman membuktikan, banyak cinta yang retak karena cara pandang yang berbeda Tidak sedikit sebuah integritas yang hancur disebabkan latar belakang sejarah yang samar. Secara individual, bahkan lebih banyak orang yang gagal hanya karena tidak mau belajar dari pengalaman sejarahnya….. !

30 TAHUN SILAM ……………! PADA tahun 1978 Depdikbud mengeluarkan kebijakan yang melebur semua SLTP Kejuruan menjadi SMP (Umum). Seperti : SMEP Negeri 1 menjadi SMPN 4, SMEPN 2 menjadi SMPN 5, SMPN 6 berasal dari STN 1 dan STN 2 menjadi SMPN 7. Sementara itu SKKP (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama) yang berlokasi di Jl. Dewi Sartika No. 2 masih berjalan seperti biasa. Sejalan dengan ledakan jumlah usia sekolah, kebijakan pemerintah tersebut memberi peluang berdirinya SMP/SMA baru di berbagai kota di tanah air. Di Garut khususnya, gagasan mendirikan SMPN 8 tercetus lewat semangat juang “Empat Bersatu”, yaitu : R. SUKA SURIANATA (Kepala SMPN Samarang), ABU HAYAT (Guru SMPN Pameungpeuk), OHID ROHIDIN (Guru SMPN Samarang), dan NURJANAH (Guru SMPN Cisewu 1). Lewat semangat pantang menyerah, akhirnya keluarlah SK Mendikbud No. 0206/80, tertanggal 1 Juli 1980. Namun begitulah kenyataannya, meski SK. sudah di tangan toh mendirikan sekolah tak semudah menghitung jari. SMPN 8 kita baru bisa beroperasi 2 (dua) tahun kemudian, yakni pada Tahun Ajaran 1982/1983. Untuk sementara menumpang lokasi di SMPN 3 Garut Jl. SMP 3 Sukaregang, menerima siswa limpahan sekolah tersebut, sejumlah 117 orang, terbagi dalam 3 (tiga) kelas.

BELUM setahun merangkak, SMP kita mesti hengkang dari tempat “Kosnya” di Sukaregang. “Kemana kita harus pindah, Pak ? teriak anak-anak. “Mari, mari ikuti saja Bapak …. ! jawab Pak Abu Hayat singkat. Kemudian mereka berjalan beriringan, menembus jalan desa menuju tempat tumpangannya yang baru, SDN Sirnagalih di Pamoyanan. Tak ada yang kami bawa karena memang tak punya apa-apa.
Di bawah terik mata hari, kami tak merasa panas. Hanya semangatlah yang membuat kami tetap tegar. Jalan dan lorong, pematang sawah dan rel kereta api, pinggiran kali Cimanuk dan perkampungan penduduk kami lalui sambil bernyanyi ….. Sorak-sorak bergembira, bergembira semua ….” Papar Abu Hayat, S.Pd. mengenang senandung pilu 28 tahun yang lalu. Memang nasib tak selamanya membawa untung. Pada episode berikutnya, SMPN 8 pun harus pindah pula. Ini terjadi pada waktu yang relatif singkat. Peristiwa ini tentu saja sangat memusingkan semua pihak yang terkait. Yang paling merasa dirugikan tentulah para orangtua siswa. Tapi harus bagaimana lagi. Haruskah mereka mengadu pada angin yang berlalu ? Apakah ini suatu ketidakberdayaan ? Hingga akhirnya, kasus ngeres ini mengundang perhatian mass media dan sejumlah tanggapan di Surat Pembaca. “SMPN 8 ngungsi dan ngungsi lagi, Dari Gedung SD ke SD lainnya”, demikian judul artikel Suara Karya (Senin, 9 September 1983 yang ditulis oleh Yoyo Dasriyo, Wartawan/penulis skenario yang cukup kondang itu.

DEMIKIANLAH, dari gedung SDN Sirnagalih di Pamoyanan, para siswa dan guru SMPN 8 pun terpaksa “ngabring” lagi ke SDN Sukamulya di Pasirpogor Di samping Pemakaman Umum. Bahkan katanya, mau ngungsi lagi ke SDN Sanding … ! Dan, pada saat situasi yang tidak menentu itu, Bapak R. Suka Surianata meninggal dunia. Inna lillahi wa inna illaihi roji’un … ! Semoga beliau diterima di sisi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Amien, Ya Robbal Alamien …! Pada babak berikutnya, SMP kita tercinta sempat juga “hinggap” sebentar di lokasi SMPN 7 (SMPN 6 Garut sekarang) dekat Komp. Korem 062 Tarumanegara Jl. Bratayudha Talun Garut. Kemudian pada tahun pelajaran 1985/1986 pindah lagi ke bangunan bilik bambu bekas SMPN 4 (Eks. SMEPN 1Garut), belakang SMPN 1 dan 2. Garut Jl. Ahmad Yani Garut. Di tempat ini, warga boleh merasa lega, karena masih katanya, bangunan itu milik sendiri. Padahal nanti diketahui bahwa kepemilikan bangunan itu berada di tangan SMPN 1 Garut. Sementara itu Bapak Udin Suparman berperan sebagai Kepala Sekolah. Penggantinya adalah Bapak Endang Kurnia, periode 19887/1988.

Waktu terus bergulir. Kehadiran Bapak Entur Rochaedin, BA. Sebagi kepala sekolah berhasil membawa Dewi Fortuna. Pada saat inilah SMPN 8 benar-benar (baca : betul benar) memiliki bangunan sendiri. Bahkan 2 lokasi sekaligus, yakni di Jl. Dewi Sartika No. 2 dan di Jl. Guntur sari Ciawitali Garut. Dan di tempat ini pun berhasil dibangun benteng sekolah, lapang basket, tempat parkir kendaraan beroda dua, dan mushola hasil sumbangan Bupati Garut yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Momon Gandasasmita, SH.

HIDUP silih berganti, yang datang dan yang pergi, memang sudah kodrat Illahi. Sosok Pak Tatang sebagai pimpinan sejak 5 April 1994 memang figur yang diharapkan warga. Kipas-kipas pembauran demi tercapainya putaran KBM yang lebih efektif dan efesien terasa lebih segar. Tidak terasa stress dan monoton, memang lantaran di dalamnya terdapat sentuhan-sentuhan yang bersifat entertainment, di samping menghidupkan kreativitas siswa dalam wujud yang lebih konkrit. Patut diakui bahwa bekerja dan hiburan adalah dua aspek yang komplementer.

Pada saat itu pembauran dalam langkah mengkondisikan sekolah menapak dengan nyata. Pola kerja “the right man in the right place”, ditata secara luwes. Posisi yang terlanjur menahun di pundak seseorang yang kadang seakan miliknya sendiri segera digalar-gilir. Pendek kata, jurus-jurus khusus bagaimana mengantisipasi para awak berlangsung secara “anda senang, kami pun senang”.

Sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang pandai matematika ini tidak selamanya berpikir mathematically. Beliau tahu perangkat kerjanya adalah makhluk yang unik. Putaran KBM. tak beda dimanamana. Secara normatif memang harus begitu. Tapi resep dari toko tak selamanya sesuai selera. Tak selamanya sesuai situasi dan kondisi. Maka, ramuan hampiran itulah yang membuat hidangan KBM menjadi lebih lezat di dalam kelas. Semangat itulah yang membuat sajian KBM lebih menarik. Kunjungan KBM salah satunya, adalah kepedulian seorang Kasek terhadap anak didiknya, sekaligus juga tanda kasih sayang kepada anak buahnya. Termasuk atensi terhadap kelancaran status kepangkatan para awaknya. Pak Tatang memang bukan tipe “babe” yang suka asyik sendiri.

Tahun berikutnya Bapak Drs. H. Sopyan datang di tengah-tengah sekolah kita, beliau menjadi nahkoda baru menggantikan Pak Drs. Tatang yang masuk masa pensiun. Di tangan Pak Sopyan sekolah kita terus dikembangkan sampai berturut-turut menjadi sekolah terbersih di Kabupaten Garut. Beberapa tahun pak Sopyan berkarya di SMP 2 tarogong kidul ini sampai akhirnya beliau pindah menjadi Kepala Sekolah SMPN 6 Garut pada tahun 2000 dan penggantinya di SMP 2 Tarkid adalah Bapak Drs. Adjang Halim Santika, M.Pd.

Awal kiprahnya di sekolah kita beliau menekankan tentang kewajiban menghormati tamu. Tamu harus kita dahulukan, urusan internal dapat kita tangguhkan”. Ungkapnya pada suatu rapat dinas. Dengan rendah hati Drs. Adjang Halim mengemukakan tentang rasa kebanggaannya terhadap SLTPN 3 Tarogong (SMP Negeri 2 tarogong Kidul sekarang) ini. Oleh karena itu, tanpa semangat dan kerja sama yang baik di antara kita mustahil kita dapat melangkah maju. “toelah” (ingatkan) saya bila salah langkah”. tandasnya. Pak Adjang tidak jauh beda dengan pemimpin kita sebelumnya. Beliau punya banyak rencana dan salah satunya adalah menciptakan suasana sekolah kita menjadi pusat wawasan wiyata mandala yang sarat akan nuansa-nuansa Islami. Dan hal itu telah dibuktikan dengan Pengajian rutin setiap hari jumat sebelum pelajaran pertama dimulai dan ditekankannya bagi pelajar putri untuk memakai pakaian yang menutup aurat. Alhamdulillah sekarang sudah 100% pelajar putri yang memakai pakaian seragam lengkap dengan kerudungnya (Jilbab).

Sarana prasarana terus ditata dan dilengkapi, alhamdulillah hasil kerjasama yang baik dan ikhlas, sekarang SMP 2 Tarkid mempunyai sarana peribadatan berupa mesjid yang cukup representative sebagai wujud nyata dari upaya meningkatkan IPTEKS dan IMTAQ di sekolah. Pak Adjang terus berupaya memotivasi rekan kerjanya agar terus berusaha meningkatkan kemampuan profesionalisme dan kinerjanya. Baik melalui pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya dan melalui pendidikan. Dan alhamdulillah pada saat ini di SMP 2 Tarkid yang berjumlah 65 orang kualifikasi pendidikannya sudah hampir 95% sarjana dan 10 orang berijazah Pascasarjana (S2).

Sebagai wujud nyata alam upaya pengembangan SMP 2 Tarkid Bapak Syafrudin, A.Md.Pd. sebagai pengganti Bpk. Drs. Adjang Halim Santika, M.Pd. beliau selalu siap melakukan berbagai inovasi demi kemajuan pendidikan, kebiasaan lama yang baik terus dilanjutkan sementara yang dianggap kurang tepat diperbaiki sesuai kemampuan. Untuk rintangannya sudah pasti ada apalagi saat ini di Garut begitu mudah orang untuk memberi tanggapan melalui radio swasta meski terkadang yang disampaikannya tidak sesuai dengan kenyataan. Tapi biarlah itu sebagai upaya kita agar bertindak lebih hati-hati, bagus memang :”kata beliau’ tapi kita tidak perlu takut melangkah sepangjang kita punya niat lurus dan tidak menyimpang dari aturan/ketentuan yang berlaku atau tindakan kita merugikan orang lain. Takutlah kita hanya pada Allah.

Sisi lain dari keberhasiln sekolah kita adalah meningkatnya kepercayaan dari semua pihak tentang kelancaran dan kemajuan yang berkaitan dengan pemberdayaan semua komponen sekolah yang mengacu pada peningkatan PBM. Terbukti dengan kualitas pendidikan yang mampu bersaing dengan sekolah lain walau Pashing Grade penerimaan siswa barunya tidak tergolong tinggi. Satu hal yang perlu diingat bahwa mulai tahun 2006/2007 sekolah kita membuat terobosan baru lagi dengan diterbitkannya buku saku yang dibgikan kepada seluruh siswa untuk mengantisipasi berbagai pelangaran yang merugikan serta mencatat dan memberikan reword bagi siswa yang melankukan suatu aktifitas yang positif menguntungkan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Di samping itu sekolah kita telah berani melakukan kerjasama dengan swasta yang bergerak di bidang TIK Teknologi, Informasi dan Komunikasi dengan 20 pc lebih komputer dapat berkoneksi Internet dengan lancar, Web sekolah kita diberi nama dengan http://www.smpn2tarkid-grt.com blogg http://smpn2tarkid.blogspot.com dan e-mail : smpku_2tarkid@yahoo.co.id dan smpn2tarkid@gmail.com bahkan kita bisa berinternetan di halaman sekolah menggunakan laptop karena sudah memakai hotspot. Mudah-mudahan semua itu membawa manfaat bagi kita semua. Amin Untuk tahun-tahun ke depannya mari kita jadikan Tahun penuh harapan. Kita bangkit kembali. Kejar ketinggalan-ketinggalan selama ini sampai kita mampu MENYONGSONG HARI ESOK NAN ELOK. ! (uek, zhan’s)

1 komentar: